Pendakian GunungUlasan

Melihat Indonesia Lebih Dekat dari Film “NEGERI DONGENG”

Negeri Dongeng
(Pic by : Instagtam @aksa7art)
 
 
 
“Hidup adalah perjalanan dari titik 0
Menuju titik tertinggi
Dan kembali lagi ke titi 0
Untuk mencapai kebahagian”

 

By : Aksa 7
 
 
Akhir-akhir ini jagat perfileman Indonesia sedang di ramaikan oleh film dokumenter yang di angkat ke layar lebar karya AKSA 7. Di media sosial sendiri yang saya lihat dan saya perhatikan terutama di Instagram, film dokumenter ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat, apalagi di tambah tidak semua bioskop di Indonesia menayangkannya dan jika ingin menonton harus reservasi terlebih dahulu yang mana informasinya bisa di dapat pada akun Instagram Aksa 7 yakni @aksa7art & @warriorsaksa7. Pada penayangan pertama yang di gelar serentak pada tanggal 26 Oktober 2017 di beberapa biskop di Indonesia saja cepat sekali tiket nya habis, terbukti waktu saya datang ke bioskop yang berada di Bekasi saya kehabisan tiket dan di hari pertama penayangan film ini rata-rata pembeli memesan via online kata petugas loket bioskop. Saya sedikit kecewa karena beberapa waktu sebelumnya di adakan nonton bareng di beberapa tempat dengan para pemeran dan artis pendukung yang terlibat langsung pada film Negeri Dongeng ini dan saya tidak bisa hadir karena ada halangan. Saya mendapat informasi dari teman-teman yang sudah menonton bahwa film ini sangat amat di rekomendasikan untuk di tonton oleh semua kalangan terutama anak-anak muda dan tentunya Presiden kita Bapak Ir.Jokowi Dodo. Kenapa ? karena dari Negeri Dongeng kita di ajak untuk melihat dan mengenal Indonesia lebih dekat dari masyarakat yang hidup di kaki-kaki gunung, tentunya di akun media sosial @aksa7art & @warriorsaksa7 terus menyerukan hastag #JokowiHarusNonton #JokowiHarusNontonNegeriDongeng agar presiden kita dapat lebih memahami kehidupan masyarakat di luar daerah yang tidak atau mungkin jarang tersentuh langsung oleh pemerintahnya.
 
(Pic by : Instagtam @aksa7art)
 
Pada tanggal 8 November 2017 siang itu saya iseng membuka Instagram untuk sekedar melihat update-update foto terkini dan tidak sengaja saya menemukan informasi dari foto yang di update oleh @warriorsaksa7 bahwa akan di adakan nonton bareng yang bertempat di XXI Arion Mall Jakarta Timur. Tidak menunggu lama saya baca dengan detail informasi tersebut dan langsung saya whatsapp contact person yang tertera pada foto, saya memesan 2 tiket nonton karena sebelumnya saya share di beberapa grup whatsapp di hp dan ada teman saya yang berminat untuk nonton bareng serta menitipkan tiket untuk saya belikan. Setelah mendapatkan balasan whatapp dari contact person yaitu Khifzi Kamal, saya di haruskan mengisi biodata dan di berikan no rekening beserta biaya tiket yg harus di bayar, untuk membayar tiket yang di pesan serta bukti transfer di upload bersama biodata yang sudah di isi dan setelah semua peroses selesai akan di kirimkan kode unik untuk di tukar dengan tiket nonton. Penayangan nonton bareng Negeri Dongeng di XXI Arion Mall di adakan tanggal 9 November 2017 pada pukul 19.00 wib dan bertepatan saya sedang off bekerja. Dari informasi yang saya dapat setelah whatsapp contact person loket mulai di buka pada jam 16.00 wib untuk menukar kode unik yang di kirim setelah proses transfer ke contact person, kebetulan saya datang sekitar ke bioskop tempat nonton bareng sekitar jam 16.30 sudah banyak yg melakukan penukaran tiket, untung saja saya masih mendapatkan seat di tengah dan posisinya pas.
Sedikit cerita dari Negeri Dongeng ini mengisahkan tentang ekspedisi 7 orang pemuda dengan 7 kamera yang mereka bawa untuk berpetualang ke 7 gunung tertinggi yang ada di Indonesia atau lebih di kenal dengan nama Seven Summits Indonesia, di film Negeri Dongeng tidak hanya menceritakan tentang perjalanan pendakian gunung saja tetapi lebih dari itu, mengenalkan seluk-beluk kehidupan masyarakat yang hidup berada di sekitaran kaki gunung, mengajarkan tentang bagaimana mengatur ego saat pendakian, menyadarkan kita bagaimana cara menjaga lingkungan dan kelestarian alam yang ada di negeri kita sendiri, juga mengenalkan keragaman budaya-budaya yang mungkin anak muda zaman sekarang sudah banyak yang tidak peduli akan budaya-budaya bangsanya sendiri akibat era globalisasi yang sangat tidak terbendung. Selain itu film Negeri Dongeng juga menyinggung soal membuang sampah sembarangan, menurut saya membuang sampah sembarangan adalah masalah klasik penyebab kerusakan alam entah itu di dataran rendah, laut, ataupun di dataran tinngi. 
Menarik bagi saya saat ada adegan konflik dimana tim Aksa 7 di hadapkan pada sebuah dilema akan masalah sampah saat mereka akan mendaki ke salah satu gunung, logistik mereka kebanyakan adalah makanan berkemasan plastik yang dapat menambah sampah, tetapi mereka (Tim Aksa 7) mengakalinya dengan menyatukan bahan-bahan makanan kemasan seperti mie instan serta bumbu dll di gabung ke dalam 1 wadah plastic yang besar agar bisa menghemat sampah plastik “Kita masuk ke sana tidak ingin buang sampah, tapi, di satu sisi kita juga bawa sampah” ujar salah satu aktor di dalam film Negeri Dongeng. Lalu  saat mereka akan mendaki gunung Kerinci, mereka menemukan kenyataan yang sangat menyedihkan, di sekitar kaki gunung kerinci sebagian masyarakatnya adalah petani teh dengan kualitas terbaik yang ada di daerah tersebut, namun, sangat miris ketika tau tanaman teh yang mereka hasilkan kualitas teh terbaiknya  nomor 1 & 2 di jual ke luar negeri, hanya kualitas nomor 3 yang di jual di dalam negeri dan menjadi teh dengan kualitas premium. Petani tidak pernah merasakan teh yang mereka hasilkan dengan kualitas yang mungkin menurut saya salah satu terbaik di dunia tetapi malah lebih banyak di expor keluar “kita sendiri tidak mampu membeli kekayaan yang kita punya” ucap salah satu pemeran di dalam film. Salah satu artis pendukung Negeri Dongeng adalah Darius Sinathrya mengajarkan tentang bagaimana mengalahkan ego pada diri sendiri dan orang lain, saat dia sudah di perkampungan dan dekat dengan jalur track gunung Binaiya yang ada di Maluku, Darius mendapatkan kabar dari rumah bahwa salah satu keluarganya ada yang meninggal, ia langsung bergegas untuk pulang padahal, jika Darius menuruti egonya bisa saja ia melanjukan dan menuntaskan pendakianya terlebih dahulu. Tetapi itulah hakikat dari pendakian gunung, pucak hanyalanyah bonus yang terpenting pulang dengan selamat dan sehat karena masih ada keluarga, saudara, teman, sahabat, yang menunggu cerita tentang petualangan kita.
Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya.
By : Soe Hok Gie
 
 
 
 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker