Ulasan

Pengalaman Merasakan Phantom Pain Syndrome

Setelah saya menulis tentang bagaimana rasanya Satu Tahun Pasca Amputasi. Kali ini saya akan menulis kisah lanjutan yang saya alami setelah selesai amputasi yaitu, merasakan Phantom Pain Syndrome. Phantom Pain Syndrome sering dikenal dengan nyeri hantu, dan syndrome ini hampir pasti dialami oleh orang yang sudah pernah mengalami amputasi.

Sebelum saya melanjutkan ke pengalaman saya merasakan Phantom Pain Syndrome, saya akan menjelaskan sedikit mengenai penyakit misterius yang dialami oleh beberapa orang yang pernah mengalami amputasi.

Menurut beberapa sumber dari artikel yang sudah saya baca, Phantom Pain Syndrome adalah sensasi atau kondisi ketika terjadi rasa nyeri, sakit, gatal, kesemutan, yang berkelanjutan pada bagian tubuh yang sudah diamputasi, dan datangnya secara tiba-tiba.

Oh ya kawan, perkiraan seseorang yang mengalami Phantom Pain Syndrome ini mencapai 60-80% lho, pada mereka yang pernah diamputasi.

Sampai tulisan ini diunggah pun, penyebab Phantom Pain Syndrome masih belum diketahui secara pasti dan jelas. Saya sendiri sudah mencari beberapa artikel mengenai penyakit ini tetapi belum ada yang menyatakan penyebab pasti dan jelas tentang penyakit misterius ini.

Dugaan sementara dari para ahli tentang penyebab dari fenomena Phantom Pain yang misterius ini adalah kerusakan sistem saraf yang terputus akibat amputasi. Serta bagian saraf yang terputus, masih mengirim sinyal ke otak dan otak pun merespon sinyal tersebut. Sehingga memori di otak menganggap bahwa bagian tubuh yang sudah diamputasi itu masih ada.

Ada berbagai faktor penyebab munculnya Phantom Pain Syndrome seperti ketika merasakan sentuhan pada bagian tubuh yang sudah diamputasi, lalu ketika mengalami stress, serta saat kelelahan, dan galau terkenang masa lalu saat masih memiliki tubuh yang utuh (hal ini sering saya rasakan hehe), terakhir kurang lancarnya aliran darah, dan lain sebagainya.

Pengalaman Mengidap Phantom Pain Syndrome

Phantom Pain Syndrome, Phantom Limb, Amputee, Amputasi, Kaki Palsu
Photo by: abangdayu.com

Setelah operasi amputasi pada bulan maret tahun 2020 dan sampai dengan saat ini, saya masih merasa memiliki kaki yang utuh. Untuk rasa nyerinya sendiri, timbul ketika badan saya terasa Lelah atau pun sedang stress dari banyaknya aktifitas yang dilakukan.

Saya ingat ketika sehari atau dua hari pasca amputasi dan masih di dalam ruang rawat inap. Waktu itu ada perawat yang datang rutin untuk melakukan pengecekan, saat perawat tersebut duduk di kasur, posisinya tepat pada bagian kaki saya (bagian tulang kering) yang sudah diamputasi.

Saya merasa kesakitan, karena mengira perawat tersebut menduduki tulang kering saya. Padahal bagian tersebut sudah tidak ada, dan memang seminggu pasca amputasi saya masih sangat merasakan kaki saya seperti dipasang pen. Waktu sebelum diamputasi kaki kiri saya sempat dipasang pen luar memang untuk pengobatan setelah kecelakaan.

Yuk lanjut, sensasi Phantom Pain yang masih saya alami sampai saat ini adalah merasakan kesemutan pada bagian kaki yang sudah tidak ada (telapak kaki). Selain kesemutan, ketika badan saya sedang Lelah atau stress tidak jarang rasa nyeri yang timbulnya tiba-tiba dan hilangnya pun tiba-tiba juga.

Selain rasa kesemutan dan rasanya nyeri yang datang secara tiba-tiba, tidak jarang saya merasakan gatal pada bagian kaki yang sudah tidak ada. Menurut saya pribadi yang mengalami Phantom Pain ini, lebih baik saya merasakan nyeri tiba-tiba dibandingkan dengan rasa gatal yang datang secara tiba-tiba.

Karena kalo rasa nyeri meski sesakit apa pun masih bisa saya tahan, tetapi ketika ada rasa gatal yang tidak bisa digaruk, saya benar-benar tidak tahan. Kalian bisa bayangkan sendiri ketika kalian gatal tetapi tidak bisa digaruk bagaimana rasanya, nah saya pun begitu. Rasanya gak enak dan seperti tersiksa gitu deh.

Salah satu cara untuk meredakan rasa gatal dan nyeri yang datang tiba-tiba itu, palingan saya hanya mengelus bagian ujung stump (bagian tubuh bekas amputasi).

Dan cara ini terbukti ampuh bagi saya untuk meredakan Phantom Pain tersebut tetapi, cara ini hanya bisa dilakukan ketika saya melepas kaki palsu. Kalau sedang di luar ruangan dan sikonnya sulit untuk melepaskan kaki palsu, ya terpaksa saya tahan-tahan sampai Phantom Painnya hilang, nano-nano bet dah rasanya.

Baca Juga Artikel Lainnya:

Cara Untuk Mencegah Phantom Pain

Phantom Pain Syndrome, Phantom Limb, Amputee, Amputasi, Kaki Palsu
Photo by: abangdayu.com

Sebenarnya ada beberapa cara untuk meredakan atau mencegah nyeri hantu ini. Cara ini mungkin ampuh untuk beberapa orang, mungkin juga tidak. Nah apa saja cara untuk meredakan atau menghilangkan Phantom Pain ini? Yuk disimak.

1. Memberikan Obat-Obatan Pada Pasien

Untuk obatnya sendiri, sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk menangani Phantom Pain Syndrome. Tidak seperti penyakit lain yang sudah ada obatnya, penyakit misterius ini belum ditemukan obat khusus. Untuk mendapatkan obat yang dapat mencegah terjadinya Phantom Pain Syndrome pastinya harus konsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis saraf.

Menurut beberapa artikel yang sudah saya baca, biasanya obat yang akan diberikan dokter adalah obat anti nyeri golongan OAINS atau opioid, anti depresan, antikonvulsan, dan lain sebagainya.

2. Terapi Cermin

Cara ini yang sering saya lakukan atas dasar saran dari seorang fisioterapi yang menangani saya saat terapi untuk menggunakan kaki palsu. Caranya adalah kita menghadap cermin sampai kelihatan bagian antara anggota tubuh yang sudah diamputasi dan yang tidak diamputasi.

Dalam terapi cermin yang saya lakukan ini adalah saya duduk menghadap kaca dengan posisi selonjoran dan melihat antara kaki yang sudah diamputasi dan kaki yang masih utuh. Memang, terapi ini memberi sedikit dampak untuk saya dalam mengurasi efek nyeri hantu tetapi, terapi cermin ini masih dalam penelitian lebih lanjut.

3. Fisioterapi

Setelah operasi amputasi menurut saya sangat wajib untuk melakukan fisioterapi, selain untuk penyesuaian berdiri dan menggunakan tongkat kruk untuk berjalan. Fisioterapi juga bisa membantu mencegah kakunya sendi pada bagian yang diamputasi, melancarkan sirkulasi darah, serta bisa mencegah menyusutnya jaringan otot di sekeliling bagian tubuh yang dekat dengan bagian yang diamputasi.

4. Hipnotis

Salah satu terapi yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya Phantom Pain adalah dengan hinotis, cara ini diharapkan agar kita secara sadar atau tidak sadar menganggap bahwa bagian tubuh yang sudah diamputasi sudah benar-benar tidak ada. Jadi kita tidak lagi merasakan sensasi akan memiliki bagian tubuh yang sudah diamputasi.

Begitulah pengalaman saya merasakan Phantom Pain Syndrome, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk teman-taman difabel yang baru saja melalui proses amputasi. Tetap semangat dan jangan menyerah untuk teman-teman difabel di mana pun kalian berada 😀 terima kasih.

Dayu Anggoro

Penyandang disabilitas yang hobi jalan dan kulineran. (Follow IG & twitter @abangdayu- email dayuag16@gmail.com)

Related Articles

13 Comments

  1. Saya sama sekali nggak bisa membayangkan seperti apa rasanya, tapi dari tulisan abang dayu ini abang berusaha kuat dan semangat terus, pengalaman yang abang share pasti membawa manfaat bagi banyak orang. Sehat dan semangat selalu ya semoga phantom pain syndrome-nya nggak sering-sering mampir.

  2. Ya Allah, ilmu baru buat saya tentang phantom pain ini. Iya bisa bayangin yang bagian tubuh gatal tapi ga bisa digaruk itu risihnya seperti apa.
    Btw, 60-80% orang mengalami phantom. Apakah lama kelamaan akan semakin jarang mengalami?

  3. Yaa Allaah aku merinding mas bacanya,
    sampai sekarang masih belum paham, tapi yaaa ini semua qadarullah ya mas, semoga diberi kesabaran seluas samudera dan bahkan malah menjadi the best seperti yang dialami oleh M Fadli Imamuddin yang malah jadi the best atlet paracycling

  4. Saya baca ini sambil membayangkan situasi yang sedang dialami bang Dayu saat itu. Tetap sehat dan semangat ya, semoga sindromnya tidak muncul kembali aamiin. Salam hangat.

  5. Ya Allah…baca pengalaman bang Dayu ini kok saya jadi mau nangis ya. Gak kebayang kalo saya yang ngalamin. Tapi kerennya abang tetep kuat dan semangat, bahkan menuliskan pengalaman ini agar bisa dibaca oleh rekan-rekan difabel lain. Semangat ya bang,pasti ada cerita indah dibalik ini semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker