AcaraUlasan

Sampah Plastik, Si Biang Kerok Kerusakan Lingkungan.

Assalamualaikum kawan, berbicara soal sampah plastik seperti tidak ada habisnya yah. Plastik, salah satu benda yang paling banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari, menjadi punyumbang terbesar atas pencemaran lingkungan. Apalagi nih, ditambah kesadaran masyarakat kita yang agaknya masih kurang peduli untuk menjaga lingkungan.

Sampah plastik mudah kita temukan dimana-mana, seperti bungkus permen, shampoo, atau makanan ringan. Terutama di saluran got atau kali sering kita jumpai sampah mengambang hanyut terbawa masa lalu eh, maksud saya hanyut terbawa arus air hehe. Dan kawan, bayangkan saja, sampah plastik dapat terurai bisa sampai ratusan tahun loh.

Beberapa sumber yang saya baca  kantung plastik yang sering digunakan untuk belanja kebutuhan pokok, akan terurai selama kurun waktu 100 tahun lebih. Jadi bisa dibayangkan kalau kesadaran kita akan membuang sampah terutama yang berbahan plastik masih kurang. Akan berdampak besar bagi kerusakan lingkungan di masa yang akan datang.

Yang paling sering saya jumpai itu sampah plastik berada di aliran pembuangan, kali, atau sungai. Nah jika plastik-plastik tersebut mengambang terus tanpa ada halangan. Bisa dipastikan sampah-sampah tersebut akan berakhir di lautan. Sudah berapa banyak laut yang tercemar akan sampah plastik.

Juga hewan laut yang kena imbasnya dari sampah plastik yang berlayar dari sungai hingga lautan lepas. Pasti kalian sudah pernah melihat berita bukan akan penyu yang hidungnya tersumbat sedotan plastik, dan lain sebagainya. Itu merupakan dampak buruk sampah plastik bagi lingkungan.

Baca Juga Artikel Abang Dayu Lainnya:

Diskusi Sampah Plastik Bersama Danone AQUA & The Ocean Cleanup

Maka dari itu, Pada tanggal 31 Oktober 2019 yang lalu, Danone AQUA bersama The Ocean Cleanup mengadakan diskusi tentang sampah plastik yang bertempat di Bali Room Hotel Indonesia Kempinski Jakarta Pusat. Saya dan beberapa teman blogger menghadiri acara tersebut dan menyimak paparan materi dari berbagai pembicara yang berkompeten pastinya.

Tema dari acara diskusi ini adalah “Innovation In Reducing Plastic Waste From Our Rivers To The Ocean”. Nah kawan, Danone AQUA ini telah bekerja sama lho dengan The Ocean Clean Up untuk melakukan aksi nyata dalam mengurangi sampah plastik yang ada di sekitar kita, terutama di aliran sungai yang mengarah langsung ke laut.

Oh ya kawan, pasti kalian bertanya-tanya apa sih The Ocean Clean Up itu??? Nih saya kasi gambarannya deh, The Ocean Cleanup itu adalah sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan teknologi untuk mengurangi sampah kawan. Sekilas tentang organisasi The Ocean Clean Up yang didirikan oleh seorang anak muda yang bernama Boyan Slat.

Baca Juga Artikel Abang Dayu Lainnya:

Sekilas Tentang The Ocean Cleanup

sampah plastik, plastik, kerusakan lingkungan, danone aqua,
Boyan Slat, Founder Dari The Ocean Cleanup

The Ocean Cleanup mengembangkan teknologi maju untuk membersihkan lautan dari sampah plastik. Didirikan pada tahun 2013 oleh Boyan Slat, The Ocean Cleanup pada saat ini mempekerjakan sekita 90 insinyur serta peneliti. The Ocean Cleanup berkantor pusat di Rotterdam, Belanda.

Alih-alih mengejar puing-puing plastik dengan kapal dan jaring yang akan membutuhkan ribuan tahun dan miliaran dolar untuk menyelesaikannya, The Ocean Cleanup berencana untuk untuk mengerahkan armada penghalang terapung panjang yang akan bertindak seperti garis pantai buatan, dan akan memungkinkan angin, ombak, dan arus untuk menangkap dan memusatkan plastik secara pasif.

Organisasi tersebut mengumumkan hasil penelitiannya terkait dengan upaya penanganan sampah di sungai dengan memanfaatkan alat yang bernama Interceptor 001.

Baca Juga Artikel Abang Dayu Lainnya:

Mengembang Alat Interceptor 001 Untuk Menanggulangi Sampah

sampah plastik, plastik, kerusakan lingkungan, danone aqua,
Alat Interceptor di Tengah Kali Cengkareng (Sumber: dejournalism.com)

Nah kawan, alat Interceptor 001 menjadi salah satu solusi pencegahan sampah di sungai agar tidak masuk ke laut pertama yang ada di dunia. Penelitian ini sendiri didukung oleh Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia serta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Apakah alat Interceptor 001 sudah ada dan sudah dijalankan di Indonesia kita tercinta ini? Jawabannya ya tentu sudah dong kawan.

Interceptor 001 saat ini berada di drainase Cengkareng (Cengkareng Drain), Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Sistem ini sendiri sangat ramah lingkungan karena 100% bertenaga surya dengan baterai lithium-ion sehingga dapat beroperasi siang dan malam tanpa suara bising ataupun mengeluarkan asap. Sistem ini berfungsi untuk mengambil sampah plastik dari sungai, yang kemudian akan disortir, dan mencegah agar sampah tersebut tidak masuk ke laut.

Di dalam diskusi tentang plastik yang menurut saya sangat seru ini, bisa menginspirasi kepada para peserta yang hadir. Hendaknya, untuk menanggulangi sampah adalah tanggung jawab semua kalangan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan alat untuk membersihkan sampah. Alat secanggih apa pun kalau tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat maka akan percuma saja. Sampah semakin menggila, lingkungan semakin rusak.

~Terima kasih

Dayu Anggoro

Penyandang disabilitas yang hobi jalan dan kulineran. (Follow IG & twitter @abangdayu- email dayuag16@gmail.com)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker