Ulasan

Satu Tahun Pasca Amputasi

Assalamualaikum para pembaca, selamat datang di blog abangdayu yang sudah lama rasanya tidak meng-update tulisan. Pada artikel ini saya akan menceritakan bagaimana rasanya setelah Satu tahun Pasca Amputasi kaki kiri saya. Dan tidak terasa, sudah setahun saya menjalani hidup tanpa sepasang kaki yang lengkap. Bagaikan roller coaster, banyak kejadian yang tak terduga dalam satu tahun tersebut.

Tanpa beralama-lama, silahkan menikmati cerita saya yang berjudulu “Satu Tahun Setelah Amputasi”.

Trauma

Trauma_Pasca_Amputasi
Trauma Pasca Amputasi

Perasaan tersebut sangat-sangat sulit dihilangkan dari diri saya ketika menghadapi kenyataan bahwa saya akan menjadi penyandang disabilitas seumur hidup. Bagaimana tidak, kehilangan satu anggota tubuh disaat umur yang produktif sangat membuat saya hancur.

Terlebih lagi, kejadian ini menimpa saya ketika saya sedang menikmati hidup sebagai karyawan, blogger, juga mahasiswa. Banyak sekali kegiatan yang saya lakukan saat memiliki kaki yang lengkap apalagi, saya juga mengikuti beberapa komunitas. Dari komunitas blogger, sampai komunitas backpacker, sehingga membuat kegiatan, pertemanan, dan pengalaman yang saya dapatkan saat ini banyak sekali.

Hari-hari saya lalui dengan berbagai aktifitas dari bekerja, kumpul komunitas, sampai membuat dan mengikuti event. Serta saya juga menikmati dunia perkuliahan walau sebagai mahasiswa kelas karyawan.

2020 Tahun Cobaan Dan Amputasi Atas Lutut

Cobaan_Hidup
Sumber: pixabay.com

Awal bulan Januari tahun 2020 saya masih melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang sudah sebutkan di atas. Tahun 2020 ini mungkin bukan hanya saya yang mendapat cobaan berat, tetapi semua warga dunia karena mulai merebaknya virus corona.

Kejadian kecelakaan yang saya alami terjadi pada akhir bulan Januari 2020. Saya tidak akan menceritakan detailnya karena masih ada sedikit rasa trauma, tetapi jika kalian penasaran kalian bisa membaca cerita detail proses kecelakaan sampai Amputasi saya di buku yang saya tulis yang berjudul “Aku Memang Berbeda (KISAH INSPIRATIF TEMAN-TEMAN DIFABEL)”.

Kecelakaan tersebut membuat juga membuat saya harus cuti kuliah selama satu semester. Pada saat kecelakaan juga saya sedang mengikuti semester pendek, semester pendek di kampus saya adalah hal wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa kelas karyawan karena untuk mengejar sks dan juga supaya bisa lulus tepat waktu.

Saat harus terpaksa cuti karena untuk pengobatan dan lain sebagainya, untuk pertamakalinya saya harus mendapatkan nilai E pada mata kuliah semester pendek. Karena saat itu sudah mulai masuk perkuliahan dan belum ada kuliah daring, karena corona baru meledak di Indonesia sehabis bulan Maret. Sedangkan saat saya kecelakaan dan semester pendek dimulai pada akhir Januari.

Merelakan Hobi Naik Gunung

Merelakan_Hobi_Karena_Amputasi
Sumber: pixabay.com

Saya sudah masuk komunitas Backpacker Jakarta sejak akhir tahun 2016 sampai sekarang masih menjadi member aktif. Di komunitas ini hobi saya jalan-jalan dan salah satunya naik gunung tersalurkan. Dalam kurun waktu satu tahun saya bisa beberapa kali mendaki.

Sampai-sampai di kantor cuti saya kebanyakan saya pakai untuk mendaki gunung Bersama Backpacker Jakarta atau teman-teman yang saya kenal dari beberapa pendakian. Karena mendaki gunung membutuhkan fisik dan kesiapan yang matan menyebabkan saya harus berhenti mungkin sejenak dari hobi ini dengan kondisi saya seperti sekarang.

Memang, beberapa kali saya sering melihat postingan di Instagram tentang bagaimana seorang disabilitas yang mirip-mirip dengan saya bisa mendaki gunung hingga mencapai puncak.

Tapi sampai saat ini saya masih belum mau ambil risiko untuk Kembali ke dunia pendakian. Karena mendaki gunung butuh berbagai macam persiapan yang matang, karena yang bertubuh sehat saja masih riskan akan kecelakaan saat pendakian, apalagi yang difabel seperti saya.

Baca Juga Artikel Abang Dayu Lainnya:

Mulai Kembali Beraktivitas

Beraktifitas_Setelah_Amputasi

Setelah 6 bulan lamanya melewati berbagai proses dari perawatan, operasi, Amputasi, sampai pemulihan dan terapi kaki palsu. Akhirnya di awal Agustus saya mulai kembali beraktifitas seperti sediakala. Saya mulai masuk kantor dan pulang seminggu sekali, saat itu saya bekerja dan tinggal di kantor dan belum bisa sering-sering pulang ke rumah.

Karena masih dalam penyesuaian berjalan dengan kaki palsu, maka dari itu saya masih berhati-hati untuk berjalan di luar. Memasuki bulan September saya mulai Kembali masuk perkuliahan, melanjutkan semester yang tertinggal. Saya bersyukur karena waktu itu dan sampai saat ini kuliah masih daring, jadi saya tidak perlu repot-repot untuk datang ke Kampus yang berada di daerah Menteng.

Setelah cara berjalan saya sudah mulai agak lancar saya mulai berani berpergian ke tempat-tempat tertentu. Seperti menikmati waktu berdua ke tempat-tempat nongkrong dengan mantan pacar saya yang sekarang sudah menjadi istri. Serta saya mulai beranikan diri untuk ngumpul bersama teman komunitas. Untuk keluar rumah dengan kondisi seperti ini (memakai kaki palsu) perlu keberanian dan penyesuaian yang tidak mudah. Beberapa bulan saya harus memakai tongkat bantuan untuk berjalan. Namun lambat laun saya mulai terbiasa dengan kondisi yang baru seperti ini.

Memantapkan Diri Untuk Melangkah Lebih Serius Dengan Dia

Menikah_Setelah_Amputasi

2020 memang tahun yang benar-benar seperti Roller Coaster bagi saya dan mungkin bagi orang lain juga. Bulan Oktober saya memantapkan diri untuk melamar dia yang selalu ada dalam hidup saya. Saya tidak menyangka hubungan kami tidak berakhir ketika fisik saya sudah berubah total pasca Amputasi.

Setelah hari lamaran yang terlaksana dengan penuh suka cita, saya mulai menyibukkan diri untuk mengatur segala persiapan pernikahan di tahun selanjutnya yaitu tahun 2021. Saat itu saya mulai banyak kegiatan dari pekerjaan yang sudah mulai banyak, tugas-tugas kuliah yang seabrek seperti biasanya.

Serta kegiatan-kegiatan lain yang bisa sedikit membuat saya lupa akan trauma awal tahun 2020 yang sampai saat ini trauma itu kadang timbul kadang tidak.

Dan akhirnya di pertengahan 2021 tepatnya bulan Juli saat masa awal PPKM. Saya dan dia memantapkan diri untuk ijab qabul dan mengucap janji seumur hidup. Masa-masa indah awal pernikahan sampai saat ini masih terasa, walau pun sedikit kaget karena saya sempat tidak percaya bisa berada di titik sekarang.

Padahal, saat masa-masa perawatan saya sudah kehilangan semangat untuk hidup. Jangankan memikirkan pernikahan atau kuliah, memikirkan untuk dapat berjalan normal kembali saja seperti tidak ada harapan lagi.
Tetapi sekali lagi saya bersyukur bisa melewati masa yang sangat sulit dalam hidup. Dan satu tahun setelah Amputasi saya sudah mulai Kembali hidup dengan normal, bisa ke sana ke mari sendirian lagi dengan naik transportasi umum tanpa rasa takut dan minder. Walaupun, sampai sekarang saya masih merasakan rasa sakit bekas Amputasi yang dikenal dengan sebutan Phantom Pain Syndrome (Syndrme nyeri hantu).

Rasa nyeri yang timbul di bagian tubuh yang sudah tidak ada ini sering muncul secara tiba-tiba. Hemmm, soal Phantom Pain Syndrome yang pasti dirasakan oleh orang-orang yang mengalami Amputasi akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya.

Sekian curhatan saya tentang pengalaman setahun pasca Amputasi, semoga kalian menikmati ceritanya, mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam tulisan ini.

Terima Kasih~

Dayu Anggoro

Penyandang disabilitas yang hobi jalan dan kulineran. (Follow IG & twitter @abangdayu- email dayuag16@gmail.com)

Related Articles

48 Comments

  1. Sejauh yg gw tahu, menerima diri sendiri itu ngga mudah..
    Tapi lewat tulisan ini, bisa jadi bukti kalo menerima diri sendiri itu hal yang possible..
    Keep inspiring 🙂

    Nice sharing!

  2. Mas Dayu, trima kasih yah uda berbagi tulisannya and berani ngebuka diri dengan keadaan yang sekarang. Apresiasi setinggi-tingginya buat semangatnya mas. Semoga kedepannya, bisa kembali ngetrip lagi bersama BPJ.

  3. Gak tahu deh mau komen apa. Aku salut banget sama kamu Day, hebat bisa bertahan melewati hari-hari yang gak mudah. Bersyukur banget ya ada mantan pacar yang selalu support. Makasih udah mau berbagi kisah meski masih trauma, semoga bisa segera mengatasinya. Semangat Day!

  4. Satu kata buat bang dayu, “HEBAT!”
    Satu pujian buat bang dayu, “KEREN!”

    Tidak ada kata2 lain buat menggambarkan apa yg aku rasain untuk bang dayu selain dua kata itu. Salam untuk istri bang dayu yg hebat dan jg keren

  5. Mohon Maaf sekali ya bang Dayu, saya sudah langsung merasa sedih saat membaca judul tulisannya. Namun saya pun tertarik dan ingin tahu, karena saya yakin pasti ada cerita dan kisah hebat yang sungguh luar biasanya di balik hal tersebut, maka dengan menguatkan hati saya meluncur ke blog abang Dayu, blog yang pertama kali saya kunjungi dan baca tulisannya kali ini.
    Dan benar kamu sungguh luar biasa sekali abang Dayu⭐ Sangat tidak mudah sekali tentunya dengan apa yang kamu alami. Kamu memang berbeda yang istimewa juga pilihan. Dan leganya dan sungguh berbahagianya aku saat membaca kisah cinta bahagia Dayu dengan seorang perempuan hebat yang tidak kalah luar biasanya. Ah aku sungguh terharu, terkesan serta sekali lagi turut berbahagia dengan pernikahannya.
    Terimakasih banyak sudah berbagi kisah hebat yang tentu sangat tidak mudah sekali untuk dijalani ataupun dikisahkan⭐⭐⭐⭐⭐⭐

  6. Setiap orang punya masa2 terpuruk dalam hidupnya. Masa dimana dia benar2 jatuh di titik paling rendah, bahkan harus tertimpa “tangga” pula. Bersyukurlah kalau kita bisa melewatinya.

    Salam dari sesama “pejuang hidup”

  7. Bang saya tulisan abang dengan beramuk rasa. Mungkin abang ingat bagaimana saya pernah bilang bahwa begitu banyak potensi diri dari seorang Dayu yang sangat mungkin dikembangkan. Keyakinan itu justru bertambah kuat dengan kondisi terkininya abang. Saya tidak akan bilang tentang keterbatasan maupun kalimat penghibur. Apapun itu abang telah menunjukkan gimana dapat bangkit, melanjutkan rencana-rencana berikutnya. Satu tahun pasca amputasi, adalah salah satu ikhtiar luar bisa. Saya mesti banyak belajar menjadi lebih tangguh dari bang Dayu, ini. Live its challenge !!

  8. Shot… I cry, Day! Makasih banyak ya udah nulis artikel ini. Gua juga punya “masalah” ini itu di badan yang berusia belum mencapai 30 tahun ini, dan bener, menerima keadaan itu memang agak sulit ya, tapi dengan cerita lo ini, gua jadi punya nyali buat terima semua keadaaan dan kembali bersyukur. Thank you, Day, once again!

  9. Kalau saya dihadapkan dengan situasi seperti Dayu, rasanya gak bisa setegar Dayu deh. Semoga lancar di pekerjaan dan pernikahan Day. Terima kasih sudah share yah

  10. tahun yang berat ya day…masyaAllah hebat banget lo bisa melaluinya, berprogress terus, pasti melelahkan
    tapi gue yakin sih, dengan kondisi lo sekarang ada banyak hal yang bisa dicapai yang bahkan mungkin dulu ga bisa dilakukan

    kamu pemberani daaay, hebaaaaddddddd!!!!
    begitu juga orang yang ada di sisi lo, she is very brave

  11. Subarashii. Inspiring storynya, Bang. Tetap semangat untuk menjalani hidup. Dan selamat ya atas pernikahannya semoga sakinah, mawaddah, warahmah, Aamiin. Kepingin baca bukunya, bisa dibaca di mana ya?

  12. Walaupun awalnya berat tapi bang dayu bisa ngelewatin itu semua.. Bahkan banyak kejutan baik yang Allah kasih atas kesabaran dan keikhlasan bang dayu, semangat bang setiap orang berhak dapet kesempatan yang sama kok

  13. jujur, perasaanku pun ikut tersayat awal mendengar kabar bang dayu. Pasti di saat saat seperti itu Kekuatan bang dayu terbesar datang dari diri sendiri dan org terdekat. Mungkin juga atas doa dari orang2 sekitar yang perasaannya sama gak karuan tapi ga bisa berbuat apa apa selain mendoakan, seperti hal nya aku.

    Terimakasih sudah berbagi bang!

  14. Wah ternyata kamu sudah benar benar sehat yaa. Tulisan ini rilis salah satu penerimaan diri, kalau kamu sudah benar benar siap dengan kehidupan yang baru. Terus semangat ya day,

  15. Makasih bang dayu udah sharing pengalamannya. Sangat inspiratif. Salut sama bang dayu yang tidak berlarut2 menghadapi kekurangan.

    Support system dari orang terdekat juga sangat penting ya, misalnya dari pasangan.

  16. Semangatmu luar biasa, Kak. Salut!
    Alhamdulillah mampu melewatinya. Meski berat yakin jika Tuhan ga kasih cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya.
    Teruslah menginspirasi ,semoga semua urusan dimudahkan dan dilancarkan-Nya. Juga semoga pernikahannya Samawa.

  17. Dayu!

    Allah memberikan cobaan kepada hambaNya karena tau HambaNya pasti bisa melalui masa-masa sulit itu and you DID it! Keren dan hebat.

    Eh Day, mau nanya dongs. Kalau dapat pasangan kaya Nawal yang versi cowok dimana ya? Hahaha.

  18. Semangat teruss dayuuuu! Kamu keren! Dan salut banget sama istri dayu, membuktikan kalau true love itu juga eksis yaa *dari aku yang masih ragu-ragu sama ‘pure love/true love’ dan sejenisnya*

  19. Aku speechless bingung mau komentar apa. Tapi honestly aku senang sekali baca tulisan kamu, kamu hebat Day. Keren. Semoga sehat selalu ya, juga selalu bahagia

  20. Wa’alaikumussalam wr wb.
    Wow sungguh cerita yang inspiratif sekali kak. Dari cerita pribadi kakak, Clara semakin kagum dengan rencana dan juga kekuatan Alloh SWT.
    Saya yakin setelah semua ini kakak menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Dan dari rasa syukur itu, tingkat ketaqwaan kakak meningkat beberapa derajat yang kita ga tau nilai derajatnya sampai segimana (yang saya yakini itu buanyak buanget).
    Terus semangat kak dan terus menginspirasi.
    Clara berdoa InsyaAlloh kk diberikan kelancaran, kebahagiaan, keberkahan, dan kebarokahan dalam hidup. Aamiin.

  21. Salut sama dayu walaupun berat dan masih ada trauma kamu sudah melewati ini dengan luar biasa. Doa terbaik buat kamu ya day. Dan salut juga untuk support sistem yang selalu mendukung. Btw dulu pernah liat nyeri hantu pas nonton seriesnya good doctor yang versi amerika.

  22. Ketika kita berada di titik terendah hidup, beruntungnya masih ada orang-orang yang mensupport. Terutama orang terdekat. Dan support system itu adalah hal yang membuat kekuatan ajaib yang awalnya terasa mustahil keluar dari diri kita. Salut sama Mas Dayu & istri yang selalu bersama walau cobaan berat hadir. Tetap semangat ya!

  23. Aku bacanya sampai terdiam dan berkaca-kaca, Dayu….
    terbayang kehilangan permata hati di kala usianya baru menginjak 19 tahun, kecelakaan itu membuat saya trauma dan adik adiknya tidak dibolehkan naik kendaraan hingga saat ini 🙁

    Kebayang orangtua, istri dan saudara2 Dayu pasti bersyukur Dayu masih hadir di dunia ini!

    Selamat ya Dayu,
    menerima kondisi fisik itu luar biasa, insya Allah dimudahkan dalam bidang bidang lainnya, you such a great person that Allah chosen, I believe that…

  24. Ya Allah,sehat 2 terus ya kang,kalian hebat banget melewati banyak.hal,terutama bang Dayu nih,semanfatnya luar biasa bisa menginspirasi banyak orang yang sudah mulai hopeless ya. Semoga lekas di karuniai buah hati ya kang. Sakinah mawaddah wa rahmah. amiin.

  25. tulisan sederhana, tapi inspiring. Saya suka dengan menceritakan juga kisah bahagia-nya, menikah, karena hal-hal bahagia membuat kita melupakan kepahitan dan melanjutkan kehidupan. Selamat berbahagia dan langgeng selalu, lupakan masa lalu tatap masa depan mas! Hwaiting!

  26. Bang Dayu, terima kasih sudah berbagi cerita, ya. Salut sekali dengan dirimu. Aku tahu Bang Dayu dari temen-temen travel blogger dan kenal online aja, tapi cerita ini mengena sekali. Semoga Tuhan gantikan hal-hal di masa lampau dengan hal-hal baik di masa sekarang dan masa depan, yaa. Semangat terus, Bang! Semoga Tuhan pulihkan lahir dan batin juga. Tenang aja, temen-temen komunitas pasti akan selalu support dan kasih penguatan! Aminnnn 😀

  27. Pertama kali baca tulisan mas, dan langsung respect. Hanya orang yang tangguh yang bisa melewati cobaan seperti itu. Salut mas. Membaca ini, aku langsung membayangkan seperti apa jika aku yg ada di posisi mas Dayu. Ntahlah apa bisa sekuat itu. Walopun mas juga bilang, awal2 kecelakaan adalah masa paling suram. Tapi toh semua terlewati skr :).

  28. Salut sama tulisannya bang dayu.. Auranya positif meskipun cerita tentang musibah :’) dan selamat atas pernikahannya bang. Semoga sakinah mawaddah warahmah aamiiin

  29. Saya punya kakak ipar yang salah satu kakinya sudah diamputasi sejak masih kuliah. Berarti sudah lebih dari 20 tahun lalu. Alhamdulillah, kakak saya juga sudah berkeluarga, punya anak, dan beberapa aktivitas juga tetap berjalan normal. Nyetir mobil pun bisa.

    Insya Allah semua akan terus membaik. Tetap semangat ya, Mas!

  30. Masya Allah Bang Dayu. Selamat menempuh hidup baru (yang sudah berjalan beberapa bulan, hehe). Terima kasih sudah berbagi cerita di sini.
    Jadi ingat atlet paracycling, Imamuddin yg juga harus amputasi pasca kecelakaan di sirkuit. Semangat berkarya, bang!

  31. salut atas semangatnya mas… merasa down itu nggak apa apa.. yang penting tetap berusaha bangkit.. apalagi ada istri yang mencintai sepenuh hati… tetep semangat ya mas..

  32. Salam kenal Bang Dayu. Baru pertama berkunjung dan saya juga kehilangan kata2. Bayangin saya yang jadi Bang Dayu, masyaAllaah.
    Semangat terus Bang, sukses bersama istri juga yaa. Selalu dalam perlindungan Allaah dan bahagia selalu yaa Bang Dayu dan istri 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker